Sistem Reproduksi
Pada Cicak (Cosymbotus platyurus)
By:Adfal
Harefa
Sistem Reproduksi Pada Cicak (Cosymbotus
platyurus)
Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau
pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat
kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama
dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.
Cecak tembok (Cosymbotus
platyurus) adalah sejenis reptil yang termasuk
suku cecak (Genkonidae). Tidak
ada nama khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali nama umum seperti cakcak
(dalam bahasa Sunda), cicek (dalam bahasa Betawi), cecek (dalam bahasa Jawa)
dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut flat-tailed house gecko,
seperti tercermin dari nama ilmiahnya, platyura (dari bahasa Yunani platus:
pipih, ura: ekor).
Identifikasi
Cecak rumah berukuran
sedang, panjang total hingga 135 mm dan sekitar separuhnya adalah ekor. Ciri
yang khas lainnya adalah adanya jumbai kulit sempit di sepanjang sisi tubuh, di
tepi belakang tangan dan kaki, serta di sisi ekor; yang membedakannya dari
jenis-jenis cecak yang lain. Jumbai di ekor
berupa tonjolan lunak serupa duri berderet-deret hingga ke ujung. Jari-jari
dengan pelebaran kulit serupa selaput yang nampak jelas.
Sisi dorsal (punggung) tanpa bintil-bintil sisik yang membesar, berwarna abu-abu keputihan (apabila sedang berada di tembok), atau dengan pola-pola gelap serupa batik atau bunga kehitaman simetris di atas punggungnya (apabila di atas kayu atau di pohon). Sebuah garis kehitaman tipis berjalan mulai dari depan mata, melewati timpanum, bahu, sisi perut (berbentuk serupa renda) hingga ke pinggul. Ventral (sisi perut) keputihan atau kuning. Ekor memipih lebar, meruncing di ujung.
Kebiasaan
dan Penyebaran
Cecak yang kerap ditemui di rumah dan
bangunan lainnya. Di dinding, tembok, langit-langit, terutama dekat lampu.
Aktif di siang dan malam hari, cecak ini memangsa berbagai jenis serangga kecil
yang tersesat ke lampu. Di tembok, cecak ini sering pula bercampur dengan cecak
kayu Hemidactylus frenatus, walaupun jarang akur. Nampaknya, jenis ini lebih
mampu beradaptasi dengan dinding tembok.
Cecak tembok menyebar luas, mulai dari
Nepal dan Bhutan, India utara (Darjeeling, Sikkim), India timur, termasuk
Andaman dan Nikobar, Sri Lanka, lewat Myanmar, Vietnam, Thailand, Semenanjung
Malaya sampai ke Sumatra, Borneo dan Jawa, ke timur sampai Filipina, dan
Tiongkok. Di introduksi ke Florida, Amerika Serikat.
Sistem Reproduksi
dan Organ Reproduksi
Pada cicak, organ genitalia masculine
terdiri atas testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna
keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di
gantung oleh mesorchium. Testis akan membesar saat musim kawin. Saluran
reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran
ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Epididimis sebagai saluran yang sangat berkelok-kelok keluar dari
testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen
yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf
bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptile termasuk
cicak, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu
lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek. Hemipenis merupakan sepasang alat
capulatio yang berupa tonjolan di dinding cloaka. Hemipenis ini jika dalam
keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding
ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan
keluar.
Sedangkan untuk cicak betina, organ
genitalianya terdiri dari ovarium yang berjumlah sepasang, berbentuk oval
dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral
kolumna vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian
anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior
bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan
albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal.
Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
Cicak dari ordo Squamata ini termasuk ke dalam ovipar (berkembang biak dengan cara bertelur). Cicak yang merupakan kelompok reptil adalah hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Cicak betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Cicak jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat cicak-cicak ini mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin cicak betina.
Ovum cicak betina yang telah dibuahi
sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah
dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi
persoalan setelah telur menetas yang nantinya diletakkan dalam lingkungan
basah. Pada kebanyakan jenis cicak, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya, beberapa menjaga sekaligus mennghangatkan telurnya.
Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Prilaku Perkawinan
Ketika melakukan perkawinan, cicak
jantan merangkul cicak betina dari arah belakang kemudian menempelkan kulitnya
di bagian atas tubuh cicak betina tersebut. Kemudian proses perkawinan
dilanjutkan dimana cicak jantan menggesekkan ekornya di sekeliling tubuh cicak
betina kemudian diarahkan menuju ke kloaka sehingga saluran reproduksi dari
keduanya pun terbuka.
Beberapa jenis cicak bereproduksi secara aseksual, dimana
cicak betina menghasilkan telur yang subur tanpa perlu dibuahi oleh cicak
jantan. Rata-rata atau sebagian besar jenis cicak (kecuali beberapa spesies
yang ditemukan di Selandia Baru) bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar).
Sebagian spesies menghasilkan banyak telur namun adapula yang hanya
menghasilkan dua telur saja untuk setiap reproduksi.
Telur-telur ini biasanya disimpan di bawah bebatuan, di kulit-kulit kayu, atau bahkan di jendela-jendela rumah. Hanya beberapa spesies cicak yang mengerami telurnya sedangkan sebagian besar tidak. Telur cicak berwarna keputihan dan adapula yang bercorak, bahkan sspesies tertentu memiliki telur dengan corak warna yang sangat terang. Tekstur kulit telurnya kasar mneyerupai serabut kain, dan cangkang telurnya mengeras karena mengandung unsur kalsium.
Musim kawin pada cicak juga ditentukan oleh banyak faktor
seperti penyinaran, suhu, curah hujan dan ketersediaan makanan. Pada organisme
jantan, terjadi fluktuasi terhadap perbesaran ukkuran testis. Cicak jantan
cenderung lebih egois terhadap daerah teritorialnya dan lebih agresif selama
musim kawin. Fertilisasi terjadi secara internal.
Cicak jantan menyiapkan hemipenisnya
dan mengaktifkan kerja jaringan ereksi. Hemipenis tersebut disimpan dengan
keadaan letaknya lebih rendah dibandingkan dengan ekor. Dari sepasang hemipenis
yang dimilki, hanya satu yang digunakan selama kopulasi berlangsung. Kopulasi
tidak dilakukan oleh cicak muda, namun sebagian besar bersifat sexually
dimorphic.
....
....